Berwisata ke daerah perbukitan memang menjadi favorit banyak orang lantaran keindahan pemandangan dari atas bukit. Inilah yang ditawarkan oleh Desa Sendang dengan sebagian wilayah perbukitannya. Salah satu destinasi wisata atas ketinggian di Wonogiri adalah Watu Cenik. Obyek wisata yang satu ini berada di kawasan perbukitan, sekitar 7,5 kilometer sebelah selatan dari pusat Kota Wonogiri. Secara administratif, Watu Cenik terletak di Desa Sendang, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. Waktu tempuh untuk sampai ke Watu Cenik dari Kota Wonogiri kurang lebih 20 menit. Rute tempuh termudah adalah melalui jalan utama Wonogiri-Pracimantoro. Pertama cukup melintasi jalan itu sejauh sekitar enam kilometer. Setelah itu, perjalanan dilanjutkan dengan berbelok ke gang di kanan jalan memasuki kawasan pergunungan. Begitu berbelok, kondisi jalan langsung menanjak cukup terjal sehingga kondisi kendaraan harus diperhatikan.
Nantinya akan dijumpai pos retribusi ketika sampai di perkampungan. Pengunjung hanya harus membayar tiket sebesar Rp 5.000 per orang untuk melanjutkan perjalanan. Tiket ini berlaku untuk satu lokasi dari tiga destinasi yakni Watu Cenik, Puncak Joglo, dan Menara Pandang Sokogunung yang semuanya berada di bawah pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Sendang Pinilih. Selanjutnya untuk sampai di Watu Cenik tinggal ikuti plang petunjuk jalan yang telah tersedia. Watu Cenik sendiri merupakan tujuan yang paling dekat dengan pos retribusi dari ketiga destinasi tersebut. Tak lama kemudian, perjalanan akhirnya sampai di area parkir kendaraan. Selanjutnya perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki untuk menjelajah kawasan Watu Cenik. Pesona Wonogiri dari ketinggian akan terasa begitu tiba di Watu Cenik, panorama yang luar biasa akan langsung tersaji di depan mata. Hamparan luas Kabupaten Wonogiri tampak begitu memesona, terutama barisan pegunungan yang terlihat bagai ukiran agung Sang Maha Kuasa. Memandang ke arah selatan, Waduk Gajah Mungkur yang membentang dari utara ke selatan akan menampakkan dirinya dengan begitu indah. Dari atas sini, terlihat betapa luasnya waduk yang dibangun pada tahun 1976 itu.
Saking luasnya, waduk ini bahkan terlihat bagai lautan. Keramba nelayan di Waduk Gajah Mungkur pun tampak begitu kecil dari ketinggian 320 meter di atas permukaan laut ini, begitu juga dengan perahu yang melintas di permukaan airnya. Jika berjalan ke arah timur menuruni anak tangga, nantinya terdapat tulisan nama destinasi ini, Watu Cenik. Pengunjung bisa berfoto dengan latar belakang tulisan dan ditambah bentang alam Wonogiri dari waduk hingga pergunungan di belakangnya. Pengelola pun sudah menata kawasan Watu Cenik dengan baik. Jalan setapak sudah sangat nyaman dilalui dan tak licin. Telah disediakan pula ornamen-ornamen untuk berfoto berbentuk hati hingga balon udara berlatar belakang panorama yang indah.
Pengunjung bisa berfoto dengan bebas di ornamen-ornamen itu secara gratis. Namun ketika berfoto, hendaknya tetap berhati-hati agar tidak sampai terjatuh dari ketinggian. Berkunjung ke Watu Cenik akan sangat pas jika dilakukan pagi hari atau sore hari ketika cuaca cerah. Keindahan matahari terbit bisa disaksikan di sini karena pemandangan ke ufuk timur bergitu terbuka. Sementara itu saat sore hari yang cerah, suasananya begitu menentramkan hati di sini. Menikmati keindahan panorama sembari bermandikan cahaya matahari sore, serta ditemani semilir angin tentu akan membuat siapa pun enggan tergesa-gesa beranjak. Matahari memang tidak tenggelam di garis cakrawala barat karena terhalang pegunungan yang berbaris memanjang di sisi barat. Namun hal itu tidaklah mengurangi pesona sunset. Barisan pegunungan seolah menyambut Sang Surya untuk pulang ke peraduannya.
Nama Watu Cenik berasal dari bahasa Jawa yakni watu berarti batu dan cenik atau pating cenik, berarti batu kecil yang tersusun berdekatan di atas batu besar. Nama ini sudah ada sejak zaman dahulu karena terdapat susunan batu seperti itu.